Sabtu, 07 Desember 2013

SANTRI MISTERIUS DAN DOANYA


SANTRI MISTERIUS DAN DOANYA (5 nov - 7 des 2013)
Sore tadi, seorang santri berucap, "Kang, kalau ada jalan lain selain pacaran untuk menikah. Kupilih jalan itu kang. Meskipun jalan itu pasti terasa sunyi, yang penting Allah, Nabi, dan guru ridho kang. Doakan aku yo kang". masyallah, gemetar hati ini menerima permintaan doanya.
Beberapa hari berselang, “Gimana sampun istiqomah kang?” Tanyaku pada santri putra yang kemarin. ''Alhamdulillah, tapi abot kang. Malahan, ketika kulo mulai lebih mendekati Allah. Cobaan berupa makhluk terindahnya satu persatu mulai hadir. Terus gimana ini kang? Dengan sedikit celingukan karena tak bisa menjawab, aku menjawab, ''Aku yo gak ngerti kang, spurane.”
Meski belum tidur semalaman karena terlena pada taklim kartu remi plus terpaksa jaga karena yang piket jaga gak tau kemana, pagi ini kusempatkan menemuinya. Di sela-sela remi tadi malam, aku temukan jawabannya. '' Kang, mungkin Allah sedang menguji sampean'' jawabku. Sambil mengeluarkan asap rokok dia menjawab dengan santainya,''Mboten(tidak) kang, tidak mungkin Dia menguji seseorang yang belum mengenalNya. Sangat belum pantas kulo ini diujiNya. Sekarang, sepertinya Allah ingin aku mengenalNya kang.'' seperti keledai yang terjebak di kubangan lumpur, aku menyerah pada caranya mengambil sudut pandang mencari jawaban. Sekali lagi dia bertanya padaku sekaligus mengajariku cara menjawabnya dan jawabannya sekalian. Pandangannya yang luar biasa di pagi ini cukup untuk menjadi bekalku seumur hidup bahkan.
Santri biasa dia sebetulnya, seperti yang lain. Ya ngaji, wiridan, nderes qur'an, jamaah, dan sesekali sowan ke kyai-kyai. Tak terlihat sedikitpun keistimewaan yang tampak secara lahir. Fisiknya biasa, pnampilannya juga seperti biasanya santri, kalau cangkruk ngopi pun obrolannya sama dengan santri-santri lainnya. Tapi anehnya, ketika berbicara denganku sendiri, sosok biasa-biasa itu berubah menjadi seorang ustadz yang ngidu geni(omonganya manjur). Hingga setiap kata yang meluncur dari lisannya tak mungkin aku bantah.  Sebetulnya dia juga sering bertanya padaku, tapi anehnya pertanyannya itu loo, kemudian malah menjadi pertanyaanku dan dia sendiri akhirnya yang menjawab.
Hidup di Malang kalau tak kuat-kuat pasti akan mabuk dunia, klenger dalam bahasa Jawanya. Dan sekali lagi godaan itu datang lengkap dengan fasilitasnya. Sangat mungkin diri ini masuk pada perangkapnya. semoga bisa melaluinya dengan mengingat ucapanya(santri putra misterius itu), "Kang, agenda urip kulo sakniki cuma ngibadah, ngaji, kuliah, ngajar, lan makaryo. Niku kan nggih sampun padet, niku mawon dereng ketambahan mikir jodoh"(Kang, agenda hidupku sekarang Cuma ibadah, ngaji, kuliah, ngajar, dan kerja. Itukan sudah padat, apalagi belum ketambahan mikir jodoh.
“Kang menurut sampean, kebaikan dan keburukan itu apa?'' kalau biasanya dia(konco santri putra kemarin) yang bertanya, kali ini gantian aku yang bertanya. Dengan gayanya yang khas dia menjawab, ''menawi pengertiannya, insyallah sampean lebih paham. Tapi menurut kulo keduanya sama. Semuanya fasilitas untuk angsal(meraih) ridone Pengeran''. ''Kok iso?''(kok bisa?) aku menimpali. '' la iya to, ketika kita berlari menjauh dari maksiat atau mendekat dengan amal-amal baik, sejatinya saat itu kita sama-sama berlari menuju Allah''.
Setelah menghela nafas panjang, dia melanjutkan , ''Begitu juga sebaliknya kang, kebaikan tak ubahnya seperti keburukan ketika kebaikan hanya menjadi wasilah nafsu-nafsu kita''. Kali ini aku benar-benar hampir memahami pikirannya.
''kang piye(gimana), apa sampean sudah berani pdkt''? Tanyaku mengingat awal mula dimulainya percakapan kami. ''Alhamdulillah setiap pagi sore hari sampun kulo hadiahkan padanya al Fatihah perbaikan dan istighfar pengampunan, la sampean gimana?'' sekarang giliran dia bertanya. Akupun bingung mau jawab gimana.
Eeee, gak ada yang menyangka, stelah beberapa minggu kukagumi dia(santri putra misterius). Kutauladani cara pandangnya pada dosa dan pahala, prespektifnya pada wanita, dan hikmaH-hikmahnya yangg luar biasa. Tak kusangka, sebelum dzuhur tadi, ketika aku sedang mencari2 tugas di sebuah warnet, kusaksikan dia sedang melahap sajian segar film blue. ''jancok, asu, babi,'' wa ala alihi washohbihi tiba-tiba kata-kata itu meluncur dari bibir ini. Umpatan itu tepat keluar di hadapan kedua bola matanya. Dia hanya tertunduk diam sambil memerah wajahnya. Otomatis user-user dan operator internet berdiri,  penasaran ingin tahu apa yang terjadi. Operator bergegas menuju arah kami, sepertinya ingin melerai. Dan aku yang terlanjur emosi memutuskan untuk sipat kuping(bergegas) meninggalkannya, karena takut tangan ini akhirnya ikut mengumpat dengan caranya sendiri. Suntuk karena deadline tugas-tugas kuliah, target-target hidup, dan hujan terus cuacanya. Akhirnya kumantapkan niat untuk pulang. Meskipun hujan lebat, sahabatku Aang mau mengantarkanku ke Stasiun Kotabaru. Setelah bersalaman, kami berpisah. Kunaiki kereta Tawangalun yang dari jendelanya kulihat dari tadi awan menyelimuti Malang sampai Bangil dan menuangkan hujannya.
Sesampainya di Banyuwangi desaku yang kurindukan. Antara sadar dan tidak, sayup perlahan kulihat laki-laki tua berbaju dan berpeci hitam menghampiriku. ''Nak, darinya kau akhirnya tahu seberapa bijak akhlak ucapanmu. Bukankah kau sendiri juga pernah berujar bahwa mutiara tetap mutiara, meski keluar dari mulut seekor anjing?''. Sambil merubah letak slendang putihnya, dia menghentikan ucapannya. sebagaimana biasanya mimpi, pasti orang ketiga yang dimaksud dalam percakapan itu sudah bisa ditebak, ya pasti santri misterius itu lagi. Sejurus kemudian, kakek tadi tiba-tiba merogoh saku celanaku. Ajaib, dia mengeluarkan 1 cepet rokok surya 12. Padahal aku tak merasa pernah memasukkannya. Dan lagi semenjak rabu 27 nopember kemarin aku berazam berhenti merokok. Kemudian dia berujar, ''Anakku, kalau rokok yang kau anggap merusak badanmu, hingga kau tinggalkan itu saja sampai sekarang masih ada dalam hatimu, bagaimana engkau bisa melepaskan seorang yang nyatanya memberi banyak hikmah plajaran hidup bagimu?''. Terperanjat, byaar, aku akhirnya terbangun dari tidurku. karena penasaran, Kurogoh saku clanaku. Ternyata kutak dapat satupun saku. Aku baru ingat klo malam ini aku tidur pakai sarung. Sambil membenarkan posisi gulungan sarung, pikiran ini terdilema, antara tahajjud dan mapan tidur lagi. Akhirnya kuputuskan mapan dengan membaca 1 tahlil, 1 fatihah, dan 27 astaghfirullahlilmukmininwalmukminat, dengan niat khusus untuknya.
Cukup beberapa hari untuk mengobati rindu pada Ibu, Ayah, dan adik-adik, kuputuskan segera kembali ke perantauan. sebelum berangkat, sejenak kupandang dalam wajah Ibu dan Ayah. kulihat garis dahi mereka semakin jelas. dalam hati aku berkata, “Allah, tetapkan ingatanku untuk selalu melihat mereka tersenyum, karena cahaya cerah wajah mereka adalah doa yang cukup besar dan panjang bagiku.” Kereta Tawang Alun teman pilihanku untuk mengantarkanku pada kotaku yang kedua.  Sesampainya di Malang, tak langsung kutemui dia(santri putra misterius) untuk minta maaf. Hawa kakek tua berbaju hitam yang menelanjangi kekuranganku itu sampai saat ini masih terasa. Tak biasanya aku gugup, hingga harus merencanakan rangkaian kata maaf yang harus kuucapkan padanya. Sambil tiduran di kamar al-Ashoy, kamar yang katanya santri-santri lain menjadi kamar panti bagi jomblo-jomblo yang bersungguh-sungguh mencari pasangan hidup. Tiba-tiba kuteringat hadits yang pernah diajarkan salah satu mentor panti Jomblo al Ashoy, Pak Enjang namanya, "ketika seseorang mencela pelaku maksiat maka suatu saat dia akan dicoba dengan maksiat yang sama", maknanya kurang lebih seperti itu. Kuingat-ingat, ternyata dua hari berselang semenjak kuumpat dia dengan makian kotor. Tak seperti biasanya, kok sering sekali gadis-gadis cantik seolah berpose di hadapanku, hingga lensa mata yang bergiga-giga pixel ini tak kuasa untuk tidak menjepret dan menyimpannya dalam memori hitam hati ini. "Astaghfirullah", padahal belum selesai kalimat maaf itu terangkai, bayangan gadis-gadis itu muncul tergambar jelas dalam pikiran. "Astaghfirullah" untuk kedua kalinya, bukannya sadar menyesal akan karma, kunikmati imaji lekuk tubuh mereka, meski dalam beberapa detik. "PET", lampu kamar tiba-tiba mati, membuatku terbangun dari lamunan indah yang munafik. Tarkhim dari masjid sebelah mulai berkumandang.  Kuputuskan untuk mandi menghilangkan bekas bau-bauan lokomotif. sambil menuju kamar mandi, aku bergumam, "susunan kalimat maaf itu akan selesai di kamar mandi".
Setelah mikir lama di jeding, akhirnya hati dan akal ini sepakat memilih kalimat, "sepurone yo coo?", cukup singkat dan ideal bagi senior yang masih merasa masih ingin dituakan, padahal jelas-jelas sudah melakukan kesalahan. setelah berpakaian yang kata sebagaian orang stylenya santri, segera kulangkahkan kaki ini menuju masjid. Seperti biasa aku baru berangkat ke mesjid ketika pujian shalawat mulai terdengar lemas, "hawa-hawane iqomat" menurut bahasa konco-konco santri kamar Muria. Ternyata benar, baru tiga langkah kaki terdengar iqomat, semakin kupercepat langkahku. Dalam keterlambatan itu masih sempatnya kuberpikiran untuk mendapatkan bagian shof pertama. Dan ternyata benar, aku berhasil berdiri di posisi shof pertama yang kata Nabi jika ada yang tahu besarnya fadlilahnya, maka semua orang rela berebut undian dan berjalan ngesot untuk mendapatkannya. Aku baru tersadar, ternyata selama ini yang berangkat terlambat tidak hanya diriku. sambil menunggu imam mengangkat takbiratulihrom, kusempatkan melirik rombongan yang terlambat sepertiku. Diantara rombongan telat itu, ternyata kulihat sosok santri misterius yang malam ini juga aku harus minta maaf padanya. Kehadirannya sebelum shalat maghrib ini membuat kosentrasiku tambah tidak konsen. Akhirnya, sepanjang shalat yang kupikirkan hanya bagaimana nanti mintamaaf padanya. Hingga tak kusadari tiba-tiba sudah tahiyyat akhir. setelah membaca tasyahud dan shalawat, kuputuskan membaca doa yang tidak biasanya kubaca, "Allahumma ij'al sayyiatina sayyiaati man ahbabta, wala taj'al hasanaatina hasanati man abghadltah", "Ya Allah jadikanlah keburukanku sebagai keburukan yang engkau senangi. Dan jangan engkau jadikan kebaikanku sebagai kebaikan yang engkau benci." Karena maksiat yang menuntun pada pintu taubat, lebih baik dari pada amal baik yang akhirnya mengundang marahNya. ya kurang lebih seperti itu aku pernah dengar di pengajian shubuh dari kyai kami, maklum aku sering ngaji sambil tidur atau tidur sambil ngaji.
Jarum pendek jam menunjuk antara 8 dan 9, sedangkan yang panjang berhenti di angka 6. menandakan jam pelajaran diniyyah selesai. "Wallahu a'lam bisshawaab", kalimat yang dari tadi kami tunggu-tunggu akhirnya terdengar keluar dari suara ustadz kami, kemudian disusul dengan doa dan  salam. Sambil masih membawa kitab diniyyah kuputuskan langsung menuju kamarnya,sebelum kedahuluan dia berangkat ngopi di Makyem. Dengan gerak ragu kubuka pintu kamarnya. Kulihat beberapa santri junior dengan stikgamenya sedang asyik. "Aaah, kurang penting mengurusi mereka, kalaupun mereka mbolos ngaji, aku juga pernah," pikirku. Pandanganku kemudian tertuju pada sosok yang ada di pojok kamar. Kuhampiri dia, "Kang, sepurane yoo?" pintaku padanya. Tak kupedulikan senioritasku dihadapan junior-junior itu. Seperti patung, mereka berhenti sejenak ngegame sambil  memandangi kami yang sedang saling menunduk. Tak kupedulikan tingkah mereka, sekarang yang ada hanyalah saudara yang ingin menyambung silaturrahim kembali. Sedangkan dia, terlihat diam menunduk, entah karena malu, marah, atau apalah. Sejurus kemudian, dia mendekat, berbisik padaku, "Kaang, sampean ndak usah minta maaf, gara-gara pisuhan(kata-kata kotor) sampean itu, sekarang aku punya doa baru yang mungkin juga sampean butuhkan. "Ya Allah aku minta Engkau segera menyudahi maksiat pandanganku dengan segera menikahkanku”. Aku hanya bisa terdiam dan tersenyum sambil bergumam dalam hati, "Doa itu, ya doa itu adalah bentuk nyata dari doaku tadi saat tahiyyatakhir shalat maghrib, Aamiin." Sekali lagi dia menjadi penjelas beberapa konsep yang belum aku pahami.  "Ayo kang budal ngopi," ajakannya menyadarkanku dari lamunan. "Ayoo, tapi aku jangan ditawari rokok yoo?" Kamipun berangkat Meski harus sedikit berlari dan mencincing sarung karena gerimis. Wallahuwaliyyuttaufiq. Semoga bermanfaat.
by Ahmad Nanda Trisna Putra.

Senin, 23 Juli 2012

NASEHAT UNTUK DIRIKU DAN DIRIMU WAHAI SAUDARAKU
Jangan pernah pikat wanita kalau engkau tak bersedia mencintainya
Jangan buat wanita jatuh cinta kalau engkau tak mencintainya
Jangan beri wanita harapan jika engkau masih ragu mencintainya
Jangan sakiti hati wanita jika engkau tak ada hati untuknya
Jangan mainkan perasaan wanita jika engkau tiada perasaan untuknya
HARAM jika engkau menjadikan wanita sebagai kekasih tetapi engkau tak berniat menikahinya.
begitu pula sebaliknya wahai engkau para SAUDARIKU
-------------------------------------------------------------------------------

mawarku, dengan duri2 halusmu kau lindungi kehormatan dan keindahanmu. mawarku, kelopak bungamu menutup setiap mata yang berhasrat mengintip indah parasmu. mawarku, bagaimana aku mendekatimu, sedangkan engkau sekuat tenaga terus memperbaiki dan memperindah dirimu. mawarku, sepertinya tak mungkin kudekati dirimu. mawarku, atau mungkinkah yang kau harapkan adalah "kudekati dirimu dengan terus memperbaiki diriku?"
mawarku, ..., bahkan kau sebenarnya lebih dari sekuntum mawar.
sehingga tak ada lagi bahasa "andai" yang mampu menggambarkan keindahanmu menurutku.
-----------------------------------------------------------------------------------------

cinta kepada lawan jenis itu angerah atau musibah?
anugerah karena "alhamdulillah aku masih normal" (cinta pada lawan jenis).
musibah karena "Allahku yang biasanya hadir sbentar dalam shalatq, sekarang kok malah hilang. entah kemana? yang ada hanya dia. ya allah semoga engkau berkenan menjadikan cintaku padanya menjadi salah satu bagian cintaku dan cintanya padaMU
-------------------------------------------------------------------------

menginginkanmu. kamu yang masih dalam imajinasiku.
-----------------------------------------------

bismillah. kutatap masa depan dengan doa, ikhtiyar, dan cinta.
--------------------------------------------------

kalau kau punya seseorang yang kau cintai, maka kau akan lebih kuat.(haku)
balya's room 11.07 am
------------------------------------------

jika hari-hari ini aku sering memimpikanmu. semoga Allah, suatu hari nanti memberikan amanah padaku untuk memimpinmu
---------------------------------------------------------
ekspedisi cinta itu seperti bermain sepak bola. harus ada yang menyerang, bertahan, mempertahankan, dan membagi bola.
------------------------------------------

jalan panjang ini akan berakhir dengan manis jika engkau ikuti petunjuk jalannya
-------------------------------------------------------------------------------------------
penasehat facebook sejati adalah mereka yang mengupdate nasehat di wallnya tanpa mengharap like dan komen dari teman-temannya. harapan mereka hanyalah "semoga sinar nasehat tersebut dapat membias dan menjadi titik terang pendobrak masalah pembacanya"
-------------------------------------------
satu kata untukku dan untukmu "SABAR"
42Suka •
------------------------------------------------
senandung pencari tambatan hati.
"ya Allah. aku telah menemukannya, tapi hingga saat ini aku belum mengungkapkan perasaanku padanya. semoga selalu yang terbaik dari sisiMu"
---------------------------------------------------------------------------
pandanglah orang lain dengan pandangan ini "seorang yang baik adalah seorang yang setidaknya mau menyesali kesalahannya". tapi untuk dirimu, kamu harus katakan pada dirimu "orang baik itu tidak cukup dengan menyesal dan mengakui kesalahannya, tapi harus merubah dan bangkit dari keterpurukan itu". dengan pandangan ini kita bisa sedikit berdamai dengan masa lalu sesama kita.
-----------------------------------------------------------
kuawali episode ini dengan keluar dari zona nyaman. gagal dan berhasil adalah proses yang tak ada finishnya.
---------------------------------------------------------------
maafkan aku mencintaimu, wahai nafsu.
akal, masihkah ada pintu maaf untukku?
-------------------------------------------------------------------
tak mungkin kuminta dirimu berubah seperti yang kumau. karena akupun berbeda dengan yang kau mau.
jika menyatukan perbedaan itu dianggap sulit, maka mari kita menghargainya!!!
----------------------------------------------------------------
semakin munafiknya zaman, BAHKAN UNTUK MENCARI SEORANG YANG MARAH DAN MENANGIS DENGAN IKHLAS SAAT INI SANGAT SULIT.
---------------------------------------
tak ada yang bisa menyangkal adaNya dengan tanda-tanda kekuasaanya. alQuran seperti kamus ilmiah yang hidup, bahkan kitab ramalan bagi mereka yang belum sampai pikirannya.
kalau sudah demikian, tegakah engkau tak percaya adaNya, dengan selalu bermaksiyat padaNya?
--------------------------
first class in everything.
-------------------------------------
hidup pejuang sama seperti menyusun sebuah rubik (magic box).
harus berani mengorbankan banyak warna yang telah padu untuk memadukan seluruh warna yang ada.
-----------------------------------------------------------------------------------------
jika kau mencari sahabat/teman/pasangan yang tak memiliki kekurangan. BERSIAPLAH HIDUP SENDIRI(lonely).
--------------------------------------------------
malam ini, saat kubawa tumpukan tebal kertas A4. kulihat senyum bangga dari sahabat-sahabatQ. terimakasih sobat
---------------------------------------
Ada amalan sunnah yang ternyata kita lengah melaksanakannya padahal sangat pas bagi mereka yang membutuhkan. amalan itu adalah:
BERPUASA KARENA BELUM MAMPU MENIKAH.
Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka hendaklah dia menikah karena nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Sedang barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi tameng baginya”. (HR. Al-Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud)
-------------------------------------------------------------------
"Tak selamanya bersatu itu menguatkan. Adakalanya berpisah itu akan semakin menguatkan"
(berlaku untuk anak dan bapaknya, kekasih dan kekasihnya, santri dan kiainya, gus/neng dan abahnya)
---------------------------------------------------------------------

Kamis, 19 Juli 2012

Do’a Syaikh Abdul Qadir Al-Jilany Menyambut Ramadhan

Ini adalah Do’a Sulthon Al Aulia’ Sayyidina Syaikh ‘Abdul Qodir Al Jilani RA Yang Biasa Dibaca oleh Hadhrotus Syaikh Ahmad Asrori Al Ishaqy RA Untuk Menyambut Bulan Romadhon :

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الصِّيَامِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْقِيَامِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلاِيْمَانِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْقُرْأَنِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلاَنْوَارِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْمَغْفِرَةِ وَالْغُفْرَانِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الدَّرَجَاتِ وَالنَّجَاتِ مِنَ الدَّرَكَاتِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ التَّائِبِيْنَ الْعَابِدِيْنَ. اَلسَّلاََمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْعَارِفِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْمُجْتَهِدِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلأَمَانِ. كُنْتِ لِلْعَاصِيْنَ حَبْسًا وَلِلْمُتَّقِيْنَ اُنْسًا. اَلسَّلاَمُ عَلَى اْلقَنَادِيْلِ وَالْمَصَابِيْحِ الزَّاهِرَةِ. وَالْعُيُوْنِ السَّاهِرَةِ. وَالدُّمُوْعِ الْهَاطِلَةِ. وَالْمَحَارِيْبِ الْمُتَعَطِّرَةِ. وَاْلعَبَرَاتِ الْمُنْسَكِبَةِ الْمُتَفَطِّرَةِ. وَاْلاَنْفَاسِ الصَّاعِدَةِ مِنَ الْقُلُوْبِ الْمُحْتَقِرَةِ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ قَبِلْتَ صِيَامَهُمْ وَصَلاَتَهُمْ وَبَدَّلْتَ سَيِّئاَتِهِ بِحَسَنَاتِهِ. وَاَدْخَلْتَهُ بِرَحْمَتِكَ فِى جَنَّاتِكَ. وَرَفَعْتَ دَرَجَاتِهِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَم الراَّحِمِيْنَ.

“Salam bagimu wahai bulan Romadhon. Salam bagimu wahai bulan qiyam (bulan untuk mendirikan sholat tarawih). Salam bagimu wahai bulan iman. Salam bagimu wahai bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an. Salam bagimu wahai bulan yang penuh cahaya. Salam bagimu wahai bulan yang penuh ampunan. Salam bagimu wahai bulan (untuk menaikkan) derajat dan keselamatan dari derajat yang rendah. Salam bagimu wahai bulan bagi orang-orang yang bertaubat dan ahli ibadah. Salam bagimu wahai bulan milik orang-orang yang ma’rifat. Salam bagimu wahai bulan milik orang-orang yang bersungguh-sungguh. Salam bagimu wahai bulan yang aman. Engkau adalah penjara bagi orang-orang yang melakukan maksiat dan kesenangan bagi orang-orang yang bertakwa. Salam bagi pelita yang bersinar, mata-mata yang terjaga, airmata yang terus menetes, mihrab-mihrab yang semerbak mewangi, airmata yang tumpah, dan nafas-nafas yang naik dari hati yang hina. Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang Engkau terima puasa dan sholatnya, yang Engkau ganti kejelekannya dengan kebaikan, yang Engkau masukkan ke dalam surga-Mu dengan rahmat-Mu, dan yang Engkau angkat derajatnya dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Asih.”

*Doa ini biasa dibaca hadhrotus Syaikh pada malam tanggal 1 Romadhon ba’da maghrib, dengan model talqin (Beliau membaca beberapa kalimat, lalu ditirukan oleh jamaah)

Dinukil dari Al Ghunyah li Tholibi Thoriq Al Haq karya Sulthon Al Aulia’ Sayyidina Syaikh ‘Abdul Qodir Al Jilani RA.

Minggu, 15 April 2012

Dimana DIA (Nya) atau ENGKAU (Mu)


Mengapa setelah Kususuri lorong-lorong indah dan keruh, tetap saja ku tak menemukanNya. Kusimpuhkan raga ini di hadapanNya setidaknya lima kali dalam sehari, kubuka manuskrip kalam agungNya dan mencoba meresapi pesan-pesan transendenNya, kusengaja perut ini kosong untuk meletihkan diri dan memelas padanya, setidaknya empat jam dalam 24 jam hidupku dalam dua tahun ini kupasrahkan jalanku padaNya, sedikit banyak untaian wirid pagi dan sore membasahi bibir ini meskipun kadang tak istiqomah, kugerakkan kepalaku berisyarat tidak ada selainNya saat lailahaillallah” sebagai wujud ketundukan makhluk, gelaran sajadah panjang bumiNya pun tak mau menunjukkanku padaNya. Dan sebaliknya. Imaji kotorku berkelindan saat melihat makhluk terindahNya, ucapan-ucapan kotor sebagai kesengajaan saraf otak kananku, regukan asap kotor nikotin yang merusak kredibiltas dan konsentrasiku, hembusan kentut panjang dan intens yang membuat jengkel sahabat2ku, kegemaranku berdusta padaNya dan makhlukNya, Kata-kataku “ku kan berguru pada syetan” pun tak kuasa menuntunku pada samudra keindahanNya. Akupun mencarinya dalam lembah kegelapan dosaku berharap menemukanNya. Dari semua itu “MENGAPA KU BELUM MENEMUKANNYA?”
Apakah karena aku masih menyebutNya dengan “NYA”?
Bagaimana jika kusebut DIA mulai sekarang dengan “ENGKAU”

Kamis, 16 Februari 2012

WANITA PUCATPASI DI PMI KOTA MALANG

Rabu, 15 februari 2012 kemarin aku liat seorang mbak, dengan wajah lusuh dia termenung duduk di kursi tunggu PMI kota Malang. Dilihat sepintas, tak mungkin dengan wajah pusat pasinya itu dia akan menyumbangkan darahnya. Tanpa berfikir panjang aku terus melangkah ke bagian resepsionis, sambil mendorong temanku agar mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk donor. Tak lama kemudian, petugas bagian periksa HB dan tensi darah memanggil seseorang yang siap donor. Anehnya, dengan tergesa-gesa mbak yang berwajah pusat pasi itu segera beranjak dari duduklamunnya, dan mendekati meja periksa. Dengan sedikit tergesa-gesa, "pak, darah sampean apa?" mbak itu bertanya. Sang bapak belum sempat menjawab, si petugas periksa berkata "ini pak, ibunya lagi butuh darah cepat." "Darah saya O",saut bapak. Kulihat raut pucat dari wajahnya itu sedikit berubah cerah dengan senyum kecil yang tersimpul dari bibirnya. Kemudian petugas periksa tadi berkata, "pak nanti kalau masuk ke ruang donor sampean bilang, saya donornya bu Mujiati, ibunya mbak yang di luar itu". "ya mbak" jawab bapak tersebut

Masih kulihat wajah pucat itu masih mendominasi aura wajahnya. Dan benar, ternyata bapak yang telah masuk tadi adalah donor pertama yang menyumbangkan darah O nya untuk ibunya. ku tahu hal tersebut dari perkataan ptugas periksa, "Kurang 3 lagi mbak, sabaar yaa". Mbak itu kulihat hanya bisa mengangguk. Saat itu, dudukku memang tak seberapa jauh dari anak yang kawatir akan keselamatan ibunya tersebut. Dengan lirih “ Dam, getihmu opo?” aku bertanya. “O, mas”, teman nyanti sekamarku namanya Damiri menjawab. “sip, cocok, podo lek ngono” aku menimpali. “ Ainun Damiri”, petugas periksa memanggil temanku. Diapun akhirnya diperiksa, dan alhamdulillah HB dan tensinya normal. Petugas itu juga berkata pada Damiri, “ mas, nanti kalau di dalam, bilang ”saya donornya bu Mujiati”. ” Ya mbak”. Jawab damiri. Petugas periksa itupun akhirnya memperlakukanku dengan cara yang sama dengan apa yang dia lakukan pada Damiri.

Akhirnya datang waktu dimana temanku dan aku masuk ruang donor. Sekitar 10 menit darah dipompa keluar dari tubuh, kulihat Damiri keluar terlebih dahulu. Tak berapa lama, Akhirnya aku pun keluar. Saat keluar, tak kudapati lagi wajah pucatpasi itu di tempat duduknya semula, kucari-cari tetap tak ada. perasaanku saat itu bercampur baur. Apa yang terjadi? Saat darah O masih terkumpul 3 ampul, mengapa mbak itu hilang? Tak sabarkah dia menunggu satu pendonor lagi? “jangan-jangan, di sudah bergegas ke Saiful Anwar, apa yang terjadi pada ibunya? Aaahh, aku tak mau menerka-nerka”, hatiku bicara. Tak lagi aku punya keberanian, padahal hanya untuk bertanya pada petugas “kemana mbak yang butuh darah tadi pergi”. “Mas, ayo mulih!” , ajak Damiri membangunkan imajiku. Akhirnya kami putuskan saat itu untuk pulang. Sesaat setelah berpamitan dengan petugas periksa dan sebelu kuhidupkan mesin Vega Rku, tiba-tiba Damiri berkata “mbak iku mau ibu’e kenek kanker rahim mas”. Seperti petir di siang bolong, ucapan Damiri itu semakin melemaskan seluruh sendi tubuhku. “ aaayo mas!”, sekali lagi Damiri meyakinkanku untuk pulang. “ Iyo “, jawabku. Akhirnya kami pun kembali menyusuri jalan menuju pondok.

Kamis, 12 Januari 2012

TINGKATAN IBADAH SEORANG MUSLIM by al Ghazali


  1. IBADAH ALA SABILIL KHOUF : Ibadah seorang muslim dengan tendensi takut kepada Allah. Takut sebab dosa yang telah diperbuat, takut dijatuhi adzab oleh Allah jika tidak melaksanakan perintahnya.
  2. IBADAH ALA SABILIR ROJA’ : Ibadah seorang muslim yang tidak lagi karena takut, karena dia tidak melakukan dosa, baik kecil maupun besar. Ibadah pada tingkatan ini didasarkan pada pengharapan seorang hamba pada sesuatu yang ia inginkan pada Tuhannya.
  3. IBADAH ALA SABILIL KHUB : Pada tataran ini seorang hamba beribadah dengan tendensi cinta. Hamba tersebut tidak lagi takut jika tidak melaksanakan atau beribadah karena mengharap upah, tetapi dia beribadah secara totalitas karena cinta, cinta untuk kekasihnya Allah SWT. Seorang hamba pada tataran ini beribadah karena mengharapkan ridhoNya.

Rabu, 11 Januari 2012

BIAR SEMUA MAHLUK DI BLOGSPOT TAU KALO AKU BERHASIL ATAU GAGAL DENGAN DEADLINE INI