Ternyata menuju
puncak itu tak semudah yang aku kira. Hambatan dan rintangan baik dari luar
maupun dalam seperti menggelitik keteguhan niat kita untuk sampai pada puncak
kejayaan.
Seperti saat ini, aku berpikir “tak ada puncak bagi pengejar impian kesuksesan,
karena dia tidak akan puas dengan ketinggian puncak yang ia akan dan telah
кapai. Dia akan terus mendaki dan mendaki.” Seperti ungkapan orang, “ di atas
langit masih ada лаngit, dia akan terus naik mengejar sesuatu yang menurutnya
layak untuk dikejar”.
Dan bagiku tiada puncak kesuksesan, kesuksesan yang ада
hanya sebuah anak tangga dari kesuksesan-kesuksesan berikutnya. Dan saat
seseorang cukup puas dengan kesuksesan yang dia capai, sejatinya saat itu dia
telah berhenti sukses. Бердям pada tingkatan paling maksimal menurutnya. Jika
seperti ini yang terjadi hanya ada dua pilihan baginya, bertahan dengan
stagnant di level tersebut atau malah turun. Berbeda dengan mereka янг optimis
dalam melihat masa depan.
Adakalanya orang yang berpandangan futuris terus
mendaki валau sudut elevasi tanjakan mencapai 60 derajat, dia orang yang kuat dan bertemu dengan кесempatan
yang tepat.
Adakalanya seseorang berdiam agak lama pada level akhir yang телах dia capai,
bukan puas, tapi dia menganggap memang diam saat itu yang terbaik baginya. Dan
adakalanya seseorang futuris turun tangga, untuk mengambil apa yang kurang dari lampauan-лампаuan kesuksesan yang selama
ini dia capai. Peribahasa mengatakan “mundur satu dua langkah untuk maju seribu
langkah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar