sesaat yang lalu, rombongan anggota PKLI berjalan dengan menenteng berkat. Berkat hasil pembacaan Dibaan di rumah bu Rusman. tak ada yang menyangka, setelah makan jamuan keresek-kresek hitam sebesar kardus keluar, mengalir dari tangan-tangan jamaah dari dapur si empu rumah. Dalam hatiku," Ya Allah inikah hikmah dari bacaan-bacaan shalawat shirah kanjeng Nabi. kamiberjalan bersama dengan jamaah ibu-ibu. Terasa agak ganjil memang, beberapa lancing berjalan di tengah-tengah ibu-ibu jamaah tahlil mingguan. Sempat melirik salah seorang remaja agak tanggung warga Sukabumi. tapi seperti pepatah, anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Kami, anggota PKLI putra melenggang dengan mengayunkan berkat, dengan niat pamer pada mereka.
setibanya di kost kami, Balya memberikan berkatnya pada Bude (pembantu pemilik kost). dengan senyum dan ucapan trimakasih Bude, suaminya, dan mas Eko anaknya menerima berkat jatah Balya. Aku yang berwawasan ke depan berkaa dalam hati, "Eh, Balya dikasihkan berkatnya, wajar dia Gus Situbondo, sering atau bosan dapat berka. Aku, Aku masih lapar ini dan mungkin bisa berkat ini jadi sahurku (kalau puasa).
setelah di kamar, Fariz, Hakim, Fikri, dan Taufik langsung menyambar makanan. ku tahan untukku hasrat melahap berkat. Pikirku, Saur gratis ini. setelah habis merekasantap semua, tiba-tiba Bude naik tangga kamar kami, dan berkata:"Mas, ini baju siapa? sini saya besutkan!". Dengan sigap Hakim menjawab, " Ini Bude punyak temen-temen". Pikirku, "Hakim-Hakim, nggak punya sungkan anak ini. kemudian Bude berkata padaku: " Baju sampaian mana?, kemarin di jemuran mau saya besut, kok tiba-tiba nggak ada". dalam hatiku, " sungkan aku Budhe". " Baju saya nggak usah disetrika sudah rapi budhe".
pelajaran berharga, kami dapatkan malam ini.
AKSI DAN REAKSI AKAN BERJALAN SEARAH JIKA MASIH PADA DIMENSI MAKHLUK ,TERMASUK MANUSIA.