Minggu, 08 Januari 2012


Ternyata menuju puncak itu tak semudah yang aku kira. Hambatan dan rintangan baik dari luar maupun dalam seperti menggelitik keteguhan niat kita untuk sampai pada puncak kejayaan.
Seperti saat ini, aku berpikir “tak ada puncak bagi pengejar impian kesuksesan, karena dia tidak akan puas dengan ketinggian puncak yang ia akan dan telah кapai. Dia akan terus mendaki dan mendaki.” Seperti ungkapan orang, “ di atas langit masih ada лаngit, dia akan terus naik mengejar sesuatu yang menurutnya layak untuk dikejar”.
Dan bagiku tiada puncak kesuksesan, kesuksesan yang ада hanya sebuah anak tangga dari kesuksesan-kesuksesan berikutnya. Dan saat seseorang cukup puas dengan kesuksesan yang dia capai, sejatinya saat itu dia telah berhenti sukses. Бердям pada tingkatan paling maksimal menurutnya. Jika seperti ini yang terjadi hanya ada dua pilihan baginya, bertahan dengan stagnant di level tersebut atau malah turun. Berbeda dengan mereka янг optimis dalam melihat masa depan.
Adakalanya orang yang berpandangan futuris terus mendaki валau sudut elevasi tanjakan mencapai 60 derajat, dia  orang yang kuat dan bertemu dengan кесempatan yang tepat. Adakalanya seseorang berdiam agak lama pada level akhir yang телах dia capai, bukan puas, tapi dia menganggap memang diam saat itu yang terbaik baginya. Dan adakalanya seseorang futuris turun tangga, untuk mengambil apa yang kurang  dari lampauan-лампаuan kesuksesan yang selama ini dia capai. Peribahasa mengatakan “mundur satu dua langkah untuk maju seribu langkah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar