Rabu, 21 Desember 2011

Bunyi Gemericik itu

saatku pulang, saat-saat kantuk mulai menyergapku
terdengar lirih Gemericik air
kulihat jam menunjukkan  pukul 02.00 pagi
siapakah gerangan yang memainkan air di malam yang dingin ini
aku mulai merenung, mengingat memoar-memoar lama
memori yang tersimpan dalam otak kanan ini
Ya Allah
bukankah gemericik ini telah tedengar mulai 6 tahun yang lalu
tanpa kusadari gemericik ini telah berlangsung sedemikian lama
lirih gemericiknya, seolah-olah jangan sampai ada yang mendengar
aku merenung lagi
kalau wudlu, mengapa tak seperti biasanya orang wudlu di kran
padahal kran saat malam mengalir deras, hingga bunyinya terdengar di ruang tamuku
apakah, apakah dia
dengan tangan lembutnya sedikit demi sedikit membasuh wajahnya
agar tak ada yang terbangun oleh hiruk pikuk percikan air.
aku menyesal, baru tersadar di umurku yang menginjak 21 tahun 5 bulan 17 hari

bukankah ibuku selalu bangun malam
mengambil air wudlu, mengambil sajadah, menyusun rapi bacaan-bacaan munajat tuhannya
beliau kalahkan kantuk yang mendera mulai 6 tahun yang lalu
Allah, aku durhaka pada Ibuku
tak kuingat munajatnya setiap malam mendoakan anaknya yang terus membual
membual mengasihinya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar